Menurut
kamus bahasa Indonesia, cinta memiliki arti sangat suka, rasa sayang, rasa
mengasihi, sangat tertarik hatinya dan rela berkorban demi apa yang ia cintai. Sedangkan
Kasih memiliki arti perasaan sayang dan menaruh belas kasih pada apa yang
dicintai. Cinta dan kasih memiliki arti yang hampir sama, namun tetap ada
perbedaan antara kedua kata tersebut. Cinta lebih sering diartikan sebagai “rasa
yang mendalam” sedangkan kasih berasal dari luarnya. Dengan kata lain, kasih
muncul karena adanya rasa dan kekuatan cinta.
Pengertian tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W.
Sarwono. Dikatakannya bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu keterkaitan, keintiman dan kemesraan. Yang dimaksud dengan keterkaitan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala
prioritas untuk dia, tidak mau pergi bersama orang lain kecuali dengan dia.
Kalau janji dengan dia harus ditepati. Unsur yang kedua adalah keintiman, yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang
menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi.
Panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan
sekedar memanggil nama atau sebutan:sayang dan sebagainya. Unsur yang ketiga
adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai,
rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang
rnengungkapkan rasa sayang, dan seterusnya.
Cinta memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab
cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan
pemeliharaan anak, hubungan yang erat di masyarakat dan hubungan manusiawi yang
akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan
Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas mengikuti perintah-Nya
dan berpegang teguh pada syariat-Nya. Ada yang berpendapat bahwa etika
cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam
kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini.
Di satu pihak, cinta didengungkan lewat lagu dan organisasi perdamaian dunia,
tetapi di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh
dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia
Manusia dan Penderitaan
Penderitaan, berasal dari kata dasar derita. Kata derita
sendiri merupakan serapan dari bahasa sanserkerta, dhra yang berarti menahan
atau menanggung. Dengan kata lain, penderitaan berarti menanggung sesuatu yang
tidak menyenangkan. Penderitaaan dapat muncul secara lahiriah, batiniah atau
lahir-batin. Penderitaan secara lahiriah dapat timbul karena adanya intensitas
komkosisi yang mengalami kekurangan atau berlebihan, seperti akibat kekurangan
pangan menjadi kelaparan, atau akibat makan terlalu banyak menjadi kekenyangan,
tidak dapat dipungkiri keduanya dapat menimbulkan penderitaan. Adapula kondisi
alam yang ekstrem, seperti ketika terik matahari membuat kepanasan, atau saat
kehujanan membuat kedinginan. Ada pula penderitaan yang secara lahiriah
seperti sakit hati karena dihina, sedih karena kerabat meninggal, putus asa
karena tidak lulus ujian. Atau penyesalan karena tidak melakukan yang
diharapkan. Sementara yang lahir-batin dapat muncul dikarenakan penderitaan
pada sisi yang satu berdampak pada sisi yang lain atau dengan kata lain
penderitaan lahiriah memicu penderitaan batiniah atau sebaliknya. Misal akibat
kehujanan badan menjadi kedinginan namun tidak ada tempat berteduh akibatnya
mendongkol, risau atau menangis.
Manusia tidak dapat mengatakan setiap situasi masalahnya
sama, penderitaanya sama solusinyapun sama. Penderitaan bersifat universal
dapat datang kepada siapapun tidak peduli kaya maupun miskin, tua maupun muda.
Penderitaan dapat muncul kapanpun dan dimanapun. Penderitaan merupakan realita
kehidupan manusia di dunia yang tidak dapat dielakan. Orang yang bahagia juga
harus siap menghadapi tantangan hidup bila tidak yang muncul penderitaan. Dan
orang yang menghadapi cobaan yang bertubi-tubi harus berpengharapan baik akan
mendapatkan kebahagian. Karena penderitaan dapat menjadi energi untuk bangkit
berjuang mendapatkan kebahagian yang lalu maupun y Akibat penderitaan yang
bermacam-macam manusia dapat mengambil hikmah dari suatu penderitaan yang
dialami namun adapula akibat penderitaan menyebabkan kegelapan dalam kehidupan.ang
akan datang. Sehingga penderitaan merupakan hal yang bermanfaat apabila
manusia dapat mengambil hikmah dari penderitaan yang dialami. Adapun orang yang
berlarut-larut dalam penderitaan adalah orang yang rugi karena tidak melapaskan
diri dari penderitaan dan tidak mengambil hikmak dan pelajaran yang didapat
dari penderitaan yang dialami. Penderitaan juga dapat “menular” dari
seseorang kepada orang lain. Misal empati dari sanak-saudara untuk membantu
melepaskan penderitaan. Atau sekedar simpati dari orang lain untuk mengambil
pelajaran dan perenungan.